Di dalam DISIPLIN MANAJEMEN. Setelah kita menentukan Goal dan juga membuat PLAN. Maka plan tadi, akan kita eksekusi, dan di dalam eksekusi kita akan membuat laporan untuk di review. Supaya kita bisa cek apakah goalnya tercapai atau tidak. Plannya terlaksana dengan baik atau tidak.
Di dalam melaporkan, banyak sekali para manager (pengelola bisnis) hanya menyajikan data saja. Sehingga GAGAL TOTAL dalam menganalisa dan mengevaluasi serta memperbaiki kejadian yang ada di lapangan. Di dalam mendampingi client, dan mengikuti Monthly Review Meeting ratusan client, kebanyakan para manager atau pengelola bisnis hanya membaca data. Bahkan tidak banyak juga yang menjadi korban “fesyen data”, dimana data yang di sajikan kaya akan warna dan font. Sehingga sulit di fahami . Alih-alih berkoordinasi antar team dengan baik. Yang ada hanya membaca data tanpa arti apapun. Dan meeting menjadi tidak efektif sama sekali. Visual komunikasi di dalam data sangat penting, contoh seperti gambar 01. Ini contoh menampilkan data yang kurang tepat dan hanya membaca data saja. Gambar 01 melihatkan trend traffic dengan konversi pembelian si sebuah toko. Jika ini kita tampilkan yang terjadi kita hanya menginformasikan saja. Tanpa hal lain.
Jika kita manager perlu ada sebuah informasi yang kita perlu sampaikan, apakah ini akan menjadi tindakan atau mengambil keputusan tertentu. Nahh data informasi di rubah, yang mana hasilnya seperti di gambar 02. Terlihat jelas bahwa ada penyebab keluarnya karyawan, menyebabkan turunnya konversi. Dan disini manager menyampaikan perlunya tambahan SPG di toko tersebut, sehingga konversi akan membaik.
Pentingnya sebuah informasi dan laporan yang disajikan terletak bagaimana para manager menyajikan. Karena kita sebagai pemimpin memutuskan sesuatu dari data yang kita baca. Jika data yang kita baca tidak tepat, keputusannya pasti juga tidak tepat. Insya Allah akan di kupas di salah satu materi EXECUTION di dalam training 4 Disiplin Manajemen Human Plus Institute mendatang.
Tugas utama manajer adalah menentukan cara terbaik agar tujuan organisasi bisa tercapai.
Untuk mencapai tujuan ini, kepiawaian seorang Manajer dalam merumuskan langkah yang tepat sangat diperlukan.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan tujuan atau goal.
Goal adalah suatu kondisi yang diproyeksikan oleh seseorang atau suatu organisasi untuk dicapai atau disempurnakan pada suatu titik akhir yang diinginkan.
Goal dibuat untuk menyatakan: APA yang ingin DILAKUKAN dan KAPAN ingin itu TERLAKSANA.
Sebenarnya tidak mungkin kita bekerja tanpa tujuan, karena ketika kita bergerak ke suatu arah, maka pada saat yang sama kita menjauhi arah yang lain.
Tujuan semestinya ditentukan di awal, saat kita belum melangkah agar setiap langkah kaki yang kita ayunkan terarah pada satu sasaran.
Bayangkan jika Kita pergi keluar rumah tanpa menetapkan tujuan. Apa yang akan terjadi? Tidak jelas bukan?
Nah, begitu juga dengan tujuan organisasi. Jika kita tidak tahu kemana akan pergi, maka kita tidak akan pernah sampai ke tujuan.
Lha, bagaimana mau sampai ke tujuan? Wong. tujuannya tidak jelas! Karena itu tentukanlah tujuannya!
Membuat goal/ sasaran adalah hal yang mudah. Namun, menurunkannya adalah hal lain.
Yang menjadi tantangannya adalah bagaimana membuat sasaran itu mudah dipahami hingga level operator. Sehingga, eksekusi sangat mudah dilakukan.
Pengalaman kami saat mendampingi banyak klien di berbagai bidang bisnis dalam membuat goal dan rencana strategisnya, banyak yang salah kaprah. 85% perusahaan tidak berhasil menurunkan goalnya dengan baik. Sehingga, yang terjadi adalah tim sangat sibuk pada hal yang tidak mendekatkannya dengan goal/ sasaran.
Celakanya lagi adalah 81% Karyawan dari hasil survei mengatakan tidak dimintai pertanggung jawaban atas hasil pencapaian.
Banyak manajer kesulitan menerapkan model manajemen dalam praktik pekerjaan sehari-hari:
Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, seringkali dipengaruhi oleh ‘kepiawaian’ para manajernya. Yang dimaksud manajer di sini adalah manajer yang berada pada semua bidang pekerjaan dan pada semua tingkatan manajemen, mulai dari penyelia (supervisor) hingga manajemen puncak (executive).
Seorang eksekutif, direktur, manajer, atau supervisor yang handal, akan sanggup meracik ramuan dari berbagai sumberdaya yang dimilikinya secara tepat, efektif dan efisien.
Untuk itu seorang manajer handal harus memahami 4 Disiplin Manajemen.
Model 4-DM dikembangkan untuk memberi kerangka berpikir bagi manajer dalam menjalankan tugas pokok, fungsi, peran dan tanggung jawabnya, sekaligus sebagai alat bantu yang untuk memudahkan penguasaan keterampilan manajerial.
Membuat goal/ sasaran adalah hal yang mudah. Namun, menurunkannya adalah hal lain. Yang menjadi tantangannya adalah bagaimana membuat sasaran itu mudah dipahami hingga level operator. Sehingga, eksekusi sangat mudah dilakukan.
Pengalaman kami saat mendampingi banyak klien di berbagai bidang bisnis dalam membuat goal dan rencana strategisnya, banyak yang salah kaprah. 85% perusahaan tidak berhasil menurunkan goalnya dengan baik. Sehingga, yang terjadi adalah tim sangat sibuk pada hal yang tidak mendekatkannya dengan goal/ sasaran.
Celakanya lagi adalah 81% Karyawan dari hasil survei mengatakan tidak dimintai pertanggung jawaban atas hasil pencapaian.
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan memahami :
Pelatihan ini sangat tepat diikuti oleh:
Program pelatihan kami dirancang untuk menyediakan kesempatan bagi peserta untuk belajar dari pengalaman manajer profesional dan praktisi bisnis sukses, sehingga bisa secara signifikan meningkatkan kemampuan konseptualnya. Materi yang di sadur juga berdasarkan pengalaman-pengalaman di lapangan dalam membantu ratusan client mencapai performa terbaiknya. Dengan demikian proses pembelajaran dan pengembangan dapat berlangsung secara berkelanjutan; tidak berhenti setelah pelatihan selesai.
Saat ini, kami telah berhasil membantu ratusan perusahaan meningkatkan produktifitas, penjualan dan profitabilitasnya. Juga telah melatih puluhan ribu supervisor, manajer, direksi dan pemilik perusahaan untuk meningkatkan leadership dan managerial skills-nya. Kesuksesan ini diraih lewat pendekatan yang mudah dipahami oleh setiap peserta yang mengikuti program.
Metoda-metoda yang kami gunakan dikembangkan oleh para manajer profesional dan praktisi bisnis sukses, bukan oleh akademisi atau praktisi, sehingga materi yang kami sampaikan lebih berorientasi pada hal “taktis” yang bersifat aplikatif. Hal ini sangat berbeda dengan metode yang dikembangkan oleh akademisi yang lebih bersifat teoritis dan konseptual, sehingga tidak mudah dipahami apalagi diimplementasikan.
Master Productivity Specialist
Direktur Utama Human Plus
Not a member? Create an account
Already got an account? Sign in here