PEMIMPIN itu bukan sekedar jabatan, namun menentukan GAGAL atau SUKSESnya perusahaan yang dipimpinnya. Namun, apa yang terjadi apabila PERUSAHAAN SALAH MEMETAKAN / MEMPREDIKSI kemampuan kandidatnya terutama dalam MEMIMPIN PERUSAHAAN? Pada dasarnya kemampuan kepemimpinan dapat dibentuk dan dilatih, namun demikian kekuatan dan kelemahan dalam memimpin orang lain perlu diketahui terlebih dahulu.
Bagaimana caranya? Yaitu dengan menemukenali apakah seseorang memilliki potensi atau bahkan sudah menjadi kompetensi yaitu Leadership Coaching. Leadership-coaching adalah gaya kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau tim, dengan pemimpin yang berperilaku seperti seorang pelatih yang mengembangkan hubungan kemitraan dan kolaborasi. Pemimpin semacam ini mendorong tanggung jawab, meningkatkan kepercayaan setiap orang, dan merangsang kreativitas melalui pemberian dukungan dan tantangan.
Maka dari itu seorang leaders dituntut untuk memiliki kemampuan sebagai seorang Coach. Leader as Coach adalah bagaimana leader dalam organisasi, perusahaan dan pemilik bisnis juga menempatkan diri sebagai seorang coach untuk tim atau anggota organisasi yang lain. Peran ini pada umumnya dilakukan oleh para Supervisor, Manajer, Kepala Divisi, Direktur atau Pemilik Bisnis.
Coaching saat ini menjadi tren di perusahaan, banyak perusahaan yang mengirimkan perwakilannya untuk belajar bagaimana coaching. Tidak sedikit juga perusahan yang mengadakan pelatihan internal baik untuk sertifikasi coaching maupun non sertifikasi. Hal ini muncul karena kesadaran bahwa peran leader lagi hanya fokus kepada target dan hasil tapi juga pengembangan tim. Tantangan yang muncul dalam pelatihan adalah tentang persepsi dan definisi coaching yang datang dari peserta.
Sepertinya sudah menjadi definisi umum bahwa coaching ini identik untuk penanganan orang bermasalah, coaching itu solving problem, itu artinya para coach harus punya segudang ilmu pengetahuan yang bisa menyelesaikan masalah coachee. Prakteknya tidak mudah untuk melakukan sesi coaching dimana teknik kompetensinya baru dipelajari beberapa jam saja.
Bagaimana memulai coaching di kantor? Untuk melakukan sesi coaching di perusahaan idealnya ada sebuah program seperti Leadership Development Program misalnya. Program tersebut bisa dikombinasikan dengan coaching dan training, namun untuk sesi coaching dibuat rencana coaching terpisah, sehingga programnya terukur. Para kandidat pemimpin perusahaan yang sedang disiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan menjadi fokus utama dalam pembentukan Leaders as Coach.
Sehingga organisasi yang menerapkan leadership-coaching cenderung mengembangkan dan mempromosikan para pemimpin baru dari dalam, termasuk untuk tujuan suksesi dan pengisian peran. Dalam jangka panjang, gaya kepemimpinan ini menguntungkan karena organisasi dapat membentuk calon-calon pemimpin yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dimana Leadership-coaching bekerja menurut agenda prioritas karyawan yang dilatih, tentang tujuan apa yang ingin mereka capai, bagian mana yang ingin mereka tingkatkan, dan bagaimana cara mengerjakannya. Sebagai seorang pelatih, pemimpin tidak memaksakan prioritas pribadinya kepada karyawan.
Meski demikian, pelatihan tetap harus diarahkan pada penyelarasan tujuan karyawan dengan tujuan organisasi. Misalnya, keterampilan yang ditingkatkan hendaknya bukan sekedar skill yang diinginkan karyawan, tetapi juga dibutuhkan untuk menunjang pengembangan bisnis dan organisasi. Dengan demikian perusahaan dapat menentukan langkah selanjutnya sehingga kemampuan kepemimpinan kandidat lebih seimbang dan optimal dalam mengembangkan perusahaan.
Coaching sudah semakin dikenal dan diakui dalam bidang pengembangan sumber daya manusia. Dengan semakin pesat perkembangannya, keahlian coaching menjadi sebuah profesi yang menarik dan menjanjikan. Selain sebagai profesi, coaching pun sudah semakin dibutuhkan di organisasi, yaitu dalam bentuk seperangkat ketrampilan yang menjadi syarat standar untuk dikuasai oleh para pimpinan berbagai level di banyak organisasi dan perusahaan.
Apakah coaching hanya sebagai profesi dan salah satu kompetensi level pimpinan? Ternyata tidak. Sekarang ini sudah mulai banyak yang menyadari bahwa berbagai ketrampilan coaching sebenarnya bisa dan bahkan perlu untuk diterapkan dalam konteks pekerjaan dan dalam kehidupan yang lebih luas. Bahkan coaching pun bisa dipakai di berbagai percakapan sehari-hari. Inilah yang menarik dari coaching. Jadi coaching bukan hanya untuk sesi coaching formal namun juga bagaimana percakapan ini diintegrasikan ke proses komunikasi dan hubungan antar manusia secara lebih utuh dan menyeluruh.
Artinya a coach-like conversation akan semakin mungkin dilakukan di percakapan dalam konteks apa pun. Bayangkan kemungkinan apa saja yang akan terjadi ketika semakin banyak percakapan antar dua manusia bukan hanya sebuah obrolan ngalor ngidul tapi menjadi sebuah proses yang mentransformsasi mereka menjadi manusia yang semakin bertumbuh lagi.
Jadi ibarat kata kompetensi coaching mampu dijadikan faktor penguat (reinforcing factor). Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku yang dapat dikembangkan oleh siapa saja sehingga dengan coaching yang terarah dapat menyebabkan seseorang melakukan perubahan perilaku, berdasarkan empat alasan pokok, yaitu:
1. Pemahaman dan pertimbangan, yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang baik yang diperoleh dari pengetahuan dan pengalaman diri sendiri maupun orang lain.
2. Kepercayaan. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu, sehingga menunjukkan niatan untuk mengedepankan sikap positif.
3. Nilai (value) Di dalam suatu masyarakat apapun, selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.
4. Kebiasaan, menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.
Proses perubahan perilaku menggambarkan proses belajar pada individu maka stimulasi dilakukan secara repetitive dengan menggunakan media coaching conversation. Stimulasi yang tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu dan berhenti sampai disini. Stimulus yang diterima berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif, maka terjadi kesediaan untuk bertindak atau bersikap untuk melakukan perubahan perilaku.
Jadi sebetulnya perubahan perilaku dengan cara membentuk habit positif melalui proses coaching itu mudah, mengawalinya dengan intensif conversation sepanjang 21 hari. Bagaimana siap mencoba? Berani berubah? Atau yakin lanjut install sebanya-banyaknya habit positif, maka mulailah dengan belajar komeptensi coaching sehingga kita bisa menjadi pribadi yang bermanfaat dalam mengembangkan diri, orang lain dan pastinya organisasi dimana menjadi tempat kita berkarya.
People Organization Development Specialist, Professional Coach & Master Trainer.
Not a member? Create an account
Already got an account? Sign in here